
Viwimoto.com – Apa yang terbayang ketika mendengar motor sport 250cc di fikiran sobat.? Tenaga besar, posisi riding nunduk yang bakal bikin cepat cape, berat, boros, panas dll..
Sebagai pengguna motor matic selama 9 tahun dan jarang sekali memakai motor sport, vw awalnya agak sedikit pesimis ketika mendapatkan unit test dari PT. Wahana Makmur Sejati (Dealer utama wilayah jakarta dan tanggerang). Apakah adaptasi akan berlangsung lama dengan CBR250RR ini.. Karena waktu yang diberikan untuk test harian CBR hanya selama lima hari.
Sangat diluar dugaan ketika vw untuk pertama kali nyemplak di jok, posisi sangat pas sekali, kedua paha dapat mengapit tangki dengan nyaman, saat mengambil unit test ride di kediaman mas sakti..setelah ngobrol-ngobrol panjang lebar, akhirnya pamit pulang… Putar kontak ke posisi ON, nyalakan mesin.. Beuh suara merdu khas dua silinder keluar dari knalpotnya, namun sedikit lebih berkarakter.
Mulai jalan dari kawasan tapos depok yang jalurnya lumayan padat dan berkelok-kelok.. CBR250RR sangat nyaman diajak riding dijalan yang lalu lintasnya padat, sangat nurut dan ringan… Selap-selip pun tidak terasa kaku, namun yang sedikit harus adaptasi adalah posisi berkendara dengan posisi stang Underyoke, karena beban tubuh berada di lengan.. Vw terbiasa dengan matic, yang ketika berkendara posisi tubuh tegak, beban berada di punggung.. Berbeda sekali..
Setelah melahap 20km pertama, cukup berasa pegal di telapak tangan, namun tidak parah.. Pinggang dan lengan aman 😁😁 Adaptasi awal masih wajar pegalnya… Ke esokan hari test lagi muter-muter cileungsi dan sekitarnya, agar lebih terbiasa dengan si CBR ini.. Dihari kedua ini mulai menemukan posisi berkendara yang enak dan nyaman, vw mulai menyatu dengan motor 250cc ini..
Hampir disetiap kegiatan vw, di temani oleh CBR250RR ini, bukan aji mumpung😁😁.. Tapi agar bisa lebih dekat dengan motor ini, feeling jadi terasah “alibi”. Maklum terbiasa dengan matic yang tinggal betot gass, nah ini oper gigi dan kopling, meski vw dulu belajar motor langsung pakai motor kopling, tapi terlanjur keracunan matic.. Jadi harus diasah lagi..
Di hari ketiga, vw benar-benar bisa beradaptasi total.. Tidak kaku atau kagok.. Motor ini sangat bersahabat dengan rider yang pernah lupa dengan yang namanya kopling 😄, gejala encok di pinggang yang ditakutkan vw (rider diatas 30th) saat berkendara diatas 80km malah tidak pernah terjadi, lama-lama di motor ini semakin betah.. Tarikan joss handling jempolan.. Semakin ketagihan..
Nah.. Kesimpulannya.. Adaptasi dengan CBR250RR tidak sulit, motor ini bersahabat bagi yang belum pernah menggunakan motor dengan stang underyoke, tidak bikin pinggang dan tangan jadi sakit..
Ok semoga berguna.. Nantikan artikel Daily test CBR250RR selanjutnya.
Baca juga artikel menarik lainnya :
[display-posts offset=”10″]
Leave a Reply